
MALANG – Sebanyak 11 orang pendaki Gunung Arjuno berhasil dievakuasi oleh tim gabungan setelah sempat tersesat di kawasan Bukit Licin, masyarakat desa biasa menyebut kawasan “pasar setan” Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pendakian yang dilakukan secara ilegal ini bermula dari jalur tidak resmi via Kebun Teh Wonosari, Kecamatan Lawang.
“Mereka naik melalui jalur tidak resmi via Kebun Teh Wonosari tanpa mengantongi tiket pendakian ataupun registrasi kepada pihak pengelola,” ujar Kasi Humas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, Jumat (30/5).
Menurut keterangan salah satu pendaki, perjalanan dilakukan berdasarkan informasi yang mereka peroleh dari video di platform YouTube. Sayangnya, rombongan kehilangan arah saat melintasi sabana dan kawasan hutan menuju puncak.
“Diduga mereka tersesat karena menggunakan jalur yang tidak resmi dan tidak mengenal medan,” tambah Bambang.
Laporan pertama diterima sekitar pukul 09.00 WIB. Salah satu pendaki berhasil menghubungi rekannya di luar lokasi untuk meminta bantuan. Tim gabungan yang terdiri dari personel Tahura, Perhutani, SAR Samudra, PMI, Bhabinkamtibmas Polsek Singosari, dan Babinsa langsung bergerak ke lokasi setelah mendapatkan koordinat posisi pendaki.
Evakuasi berlangsung selama lebih dari lima jam. Seluruh pendaki akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat dan dievakuasi sekitar pukul 15.30 WIB.
Adapun identitas ke-11 pendaki yang berhasil dievakuasi antara lain:
- EY (45), A (45), dan V (18) warga Jl. Plaosan Barat, Kota Malang
- S (18) asal Wagir, Kabupaten Malang
- MRM (17) dari Blimbing, Kota Malang
- AZ (46) dan NF (46) dari Sapto Renggo, Kecamatan Pakis
- KA (42) dan LN (45) dari Lawang
- NPI (15) dari Dusun Sapto Renggo, Pakis
- KM (18) dari Dusun Krajan Tengah, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang
Kejadian ini menjadi peringatan menjelang libur panjang, termasuk peringatan Kenaikan Isa Almasih yang sering dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata ke alam terbuka.
“Kami imbau masyarakat agar tidak melakukan pendakian secara sembarangan, apalagi melalui jalur tidak resmi. Jika belum berpengalaman, gunakan jasa pemandu,” tegas Bambang.
Ia juga menekankan pentingnya mengikuti prosedur pendakian, termasuk melapor ke pengelola resmi dan membawa perlengkapan yang sesuai standar.
“Jangan hanya mengandalkan informasi dari media sosial atau video YouTube. Pastikan keselamatan jadi prioritas,” pungkasnya.(SU)