
BANGKALAN — Rasa haru dan bahagia tak bisa disembunyikan dari wajah Jamil Achmadi (38), peternak asal Dusun Tlempok, Desa Katol Timur, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Sapi miliknya yang diberi nama Bimo terpilih sebagai hewan kurban Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada Idul adha tahun ini.
Kisah ini bermula ketika petugas Dinas Perdagangan setempat mendata dan memeriksa kondisi sapi-sapi di wilayah tersebut. Jamil tak menyangka, sapi jenis Simmental Cross yang telah ia rawat selama lebih dari dua tahun, masuk dalam kriteria hewan kurban presiden.
“Saya sempat tidak percaya ketika dihubungi oleh pihak yang mengaku dari Sekretariat Negara RI. Awalnya saya kira penipuan,” ujar Jamil, Rabu (28/5/2025).
Namun, keraguan itu hilang saat sejumlah pejabat dari Sekretariat Negara (Setneg) RI dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian datang langsung ke rumahnya untuk mengecek kondisi sapi.
“Alhamdulillah, mereka benar-benar dari Setneg. Datang malam-malam dan langsung memuji ukuran sapi saya,” kata Jamil bangga.
Setelah dilakukan pengecekan, sapi berwarna hitam-putih seberat 1.064 kilogram itu disepakati untuk dibeli seharga Rp95 juta, yang sudah termasuk biaya transportasi dan perawatan hingga H-1 pengiriman. Setelah dipotong Pajak Penghasilan (PPh), nilai bersih yang diterima Jamil sebesar Rp90 juta.
Jamil menjelaskan, sapi Bimo telah ia rawat sejak masih pedet (anak sapi). Untuk mencapai bobot lebih dari 1 ton, Bimo mengonsumsi satu karung rumput per hari, ditambah pakan konsentrat, ampas tahu, dan dedak gandum. Biaya makan harian Bimo mencapai sekitar Rp50.000, belum termasuk tambahan pakan lainnya. Untuk air minum, sapi tersebut bisa menghabiskan dua bak besar berisi total 30 liter per hari.
“Makannya rakus sekali, tapi memang hasilnya sepadan. Sekarang dia sudah poel tiga pasang, besar dan sehat,” jelas Jamil.
Perawatan yang telaten juga dilakukan pada kandang. Ia menggunakan alas berbahan karet dan rutin membersihkan kandang agar ternak terhindar dari penyakit.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Iskandar Ahadiyat, mengatakan bahwa pihak Setneg RI dan Ditjen PKH merasa puas dengan kondisi sapi milik Jamil.
“Alhamdulillah, mereka puas karena sapinya besar dan sehat. Setelah meninjau langsung, akhirnya disepakati untuk dibeli,” ujar Iskandar.
Rencananya, sapi kurban milik Jamil akan dikirim ke Masjid Pragalba, yang berada di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan. Usai penyembelihan, daging sapi akan dibagikan kepada masyarakat menggunakan sistem kupon.
“Nanti masyarakat penerima akan mendapatkan kupon yang bisa ditukar dengan daging kurban,” pungkasnya. (H5)