
Liputan Khusus Ekonomi – Redaksi
BANGKALAN – Di tengah geliat pembangunan ekonomi rakyat, sebuah langkah strategis diambil Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Bangkalan. Melalui peluncuran Koperasi Yasmin, organisasi perempuan ini menegaskan komitmennya untuk menjadikan perempuan muslimah bukan sekadar objek pembangunan, melainkan motor penggerak ekonomi desa.
Perempuan Sebagai Agen Perubahan
Fatayat NU dikenal sebagai wadah dakwah dan syiar Islam. Namun, bagi Bupati Bangkalan Lukman Hakim, kiprah organisasi ini jauh melampaui itu.
“Fatayat NU Bangkalan adalah agen perubahan. Mereka mampu menggerakkan peran perempuan di sektor ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan keluarga,” ujarnya saat peluncuran Koperasi Yasmin, pekan ini.
Dari Dakwah ke UMKM
Koperasi Yasmin hadir dengan visi memberdayakan UMKM berbasis perempuan. Melalui pendampingan, pelatihan, dan akses permodalan, koperasi ini telah melahirkan berbagai produk unggulan lokal, mulai dari olahan pangan, kerajinan tangan, hingga fesyen muslimah.
“Alhamdulillah, sudah banyak produk UMKM yang lahir berkat pembinaan Fatayat NU,” kata Lukman.
Dukungan Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Bangkalan memastikan dukungan penuh terhadap program ini. Bantuan akan diberikan dalam bentuk sertifikasi halal, fasilitasi pemasaran, hingga pendampingan manajemen usaha.
“Jika ada kebutuhan sertifikasi halal, akses pasar, maupun pendampingan, pemerintah daerah siap membantu,” tegas Bupati.
Strategi Jangka Panjang: Satu Sarjana Satu Desa
Dalam kesempatan yang sama, Lukman mengungkapkan salah satu program unggulan Pemkab Bangkalan, satu sarjana satu desa. Program ini dirancang untuk memastikan setiap desa memiliki minimal satu lulusan perguruan tinggi, sehingga pengembangan sumber daya manusia (SDM) dapat berjalan merata.
“Kami ingin memastikan pembangunan SDM tidak terpusat di kota. Dengan satu sarjana di setiap desa, diharapkan lahir inovasi dan pengelolaan potensi desa yang lebih profesional,” ujarnya.
Menggerakkan Roda Ekonomi Perempuan
Koperasi Yasmin menjadi bukti bahwa pemberdayaan perempuan tak hanya soal kesetaraan, tetapi juga kontribusi nyata bagi perekonomian. Jika dikelola berkelanjutan, inisiatif ini berpotensi menjadi model penguatan ekonomi berbasis komunitas yang dapat direplikasi di daerah lain.
“Perempuan memiliki kekuatan besar dalam membangun ekonomi keluarga dan daerah. Koperasi Yasmin adalah panggung mereka untuk menunjukkan hal itu,” pungkas Lukman.