
Bangkalan – Di sebuah desa kecil di Kampung Bejengan, Galis, Bangkalan, hiduplah Abdullah, seorang pengrajin sak-sak bambu yang tekun dan sabar. Abdullah telah menggeluti pekerjaan ini selama bertahun-tahun, dan ia sangat bangga dengan keahliannya membuat sak-sak bambu yang kuat dan tahan lama.
Abdullah mengatakan bahwa dengan membuat sak-sak bambu, ia dapat memenuhi kebutuhan dapur keluarganya. “Setidaknya ada untuk membeli isi dapur,” katanya dengan senyum. Meskipun pendapatannya tidak seberapa, dengan harga Rp 23.000 per lembar, Abdullah tetap mempertahankan pekerjaannya.
Abdullah ingin menjaga pekerjaan yang telah diwariskan oleh kakeknya, yang juga seorang pengrajin bambu. Ia ingin melestarikan tradisi ini dan menjaga lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan.
Dengan ketekunan dan kesabaran, Abdullah terus membuat sak-sak bambu yang berkualitas. Ia berharap bahwa karyanya dapat bermanfaat bagi orang lain dan menjadi contoh bagi generasi muda untuk melestarikan kerajinan tradisional.
Kisah Abdullah menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk menghargai dan melestarikan kerajinan tradisional yang ramah lingkungan. Dengan demikian, Abdullah dapat terus menjalankan pekerjaannya dengan bangga dan memenuhi kebutuhan keluarganya.
Penulis ; Muhlisul