Surabaya – Sesi bertajuk “Prestasi Tanpa Sensasi” menjadi sorotan dalam rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMAN 9 Surabaya, Senin (15/7). Dalam sesi inspiratif tersebut, tiga alumni yang kini masih berstatus mahasiswa namun telah menorehkan prestasi di tingkat nasional, hadir memberikan motivasi kepada siswa baru.
Mereka adalah Tepy Lindia Nanta (mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember/ITS), Muhammad Zaki Raihansyah (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya/PPNS), dan Rahandi Alifyant Ramadan (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur/UPNVJT). Ketiganya kembali ke almamater untuk berbagi pengalaman perjuangan, nilai ketekunan, dan semangat belajar yang konsisten.
Riset Bukan untuk Sensasi
Tepy Lindia Nanta, peraih Medali Emas Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023 dan Medali Perak Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional (PILMAPRES) 2024, menekankan pentingnya mencintai proses belajar. “Saya tidak pernah merasa sedang bersaing dengan siapa pun. Saya hanya mengikuti apa yang saya sukai, yakni riset. Soal dikenal atau tidak, itu bonus,” ujar Tepy.
Vokasi yang Tak Kalah Berprestasi
Sementara itu, Muhammad Zaki Raihansyah menepis keraguan terhadap jalur vokasi. Mahasiswa PPNS itu menyabet juara pertama Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) 2024 dan juara dua Bintang Politeknik Nasional 2025. “Dulu saya sempat ragu. Tapi lewat konsistensi dan manajemen waktu yang baik, saya bisa terus berkembang. SMAN 9 membentuk keterbukaan saya terhadap berbagai peluang,” ungkapnya.
Belajar dari Proses dan Komunitas
Rahandi Alifyant Ramadan, mahasiswa UPNVJT, kini aktif sebagai Koordinator Asisten Laboratorium dan Asisten Dosen mata kuliah Pemrograman Komputer. Ia juga turut mendirikan CRITENOUS Media, platform edukasi dan teknologi yang dirintis sejak awal perkuliahan. “Saya dulu belum tahu pasti arah saya, tapi aktif di organisasi sekolah membuat saya menemukan minat dan membentuk karakter,” jelas Alif.
Ketiganya menekankan pentingnya menjalani proses dengan tulus dan tidak membandingkan diri dengan orang lain. “Cukup bandingkan dengan diri sendiri yang kemarin,” kata Tepy. Zaki menambahkan, “Coba saja satu hal yang kamu penasaran.” Sementara Alif mengingatkan agar tetap menjaga keseimbangan. “Istirahat juga penting. Tidak semua harus dikejar sekaligus,” ujarnya.
Kepala SMAN 9 Surabaya menyatakan bahwa sesi ini dihadirkan untuk menunjukkan bahwa kesuksesan tidak selalu ditentukan oleh langkah besar. “Kami ingin siswa memahami bahwa langkah kecil yang konsisten dan jujur terhadap diri sendiri akan membawa pada pencapaian yang bermakna,” ujarnya.
Sesi “Prestasi Tanpa Sensasi” menjadi bukti bahwa alumni SMAN 9 mampu menunjukkan kontribusi nyata tanpa perlu sensasi berlebihan. Keteladanan mereka menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus berkarya dan berprestasi dengan cara yang otentik dan berdampak.