
Surabaya – Anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 atau dikenal sebagai Generasi Alpha merupakan generasi pertama yang sepenuhnya tumbuh dalam era digital. Mereka akrab dengan teknologi sejak usia dini, mulai dari penggunaan tablet hingga interaksi dengan asisten virtual. Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang baru bagi para pendidik, khususnya guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Menjawab tantangan tersebut, TAPAS SALWA yang berlokasi di Ngagel Dadi, Surabaya, menggelar pelatihan peningkatan kompetensi bagi guru PAUD terkait karakteristik dan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk Generasi Alpha.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Parenting Cangkruan Surabaya, Syaiful Bachri, yang juga dikenal sebagai Kak Iful dan menjabat sebagai Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya.
Generasi Digital Sejak Dini
Dalam pemaparannya, Kak Iful menjelaskan bahwa Generasi Alpha memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dengan generasi sebelumnya. Mereka umumnya sudah mahir menggunakan perangkat digital bahkan sebelum memasuki pendidikan formal. Selain itu, mereka adalah pembelajar visual dan interaktif yang lebih mudah memahami informasi melalui media gambar, video, dan aplikasi edukatif.
“Anak-anak ini sangat cepat beradaptasi dengan teknologi. Tapi di sisi lain, mereka juga rentan terhadap ketergantungan perangkat digital,” ujar Kak Iful dalam kegiatan tersebut, Jumat (30/5/2025).
Peran Strategis Guru PAUD
Ia menekankan bahwa guru PAUD memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan keterampilan anak-anak di era digital. Untuk itu, guru perlu memiliki pendekatan yang tepat, seperti memadukan teknologi dengan metode pembelajaran tradisional.
“Penggunaan aplikasi edukatif memang bermanfaat, tetapi waktu layar atau screen time harus tetap seimbang dengan aktivitas fisik dan sosial,” katanya.
Selain itu, guru juga didorong untuk:
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui permainan edukatif atau diskusi ringan yang melatih anak menganalisis informasi.
- Menanamkan etika digital, termasuk pentingnya menjaga privasi dan menghormati sesama di ruang digital.
- Mendorong interaksi sosial, dengan mengadakan kegiatan kelompok yang melibatkan kerja sama, seperti proyek seni atau permainan luar ruangan.
Tantangan di Lapangan
Meski demikian, Kak Iful mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi oleh guru PAUD, terutama dalam integrasi teknologi ke dalam proses pembelajaran.
“Tidak semua lembaga PAUD memiliki akses teknologi yang memadai. Selain itu, kemampuan guru dalam literasi digital juga masih perlu ditingkatkan secara bertahap,” ujarnya.
Pengawasan penggunaan teknologi pada anak juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Banyak anak-anak yang sulit dipisahkan dari perangkat digital, dan hal ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial maupun emosional mereka.
Melalui pelatihan ini, TAPAS SALWA berharap para guru PAUD di Surabaya dapat lebih siap menghadapi dinamika pengajaran kepada Generasi Alpha dengan pendekatan yang relevan, seimbang, dan mendidik.
“Kami ingin guru-guru PAUD memiliki bekal yang kuat dalam mendampingi tumbuh kembang anak di era digital, tanpa mengabaikan nilai-nilai sosial dan karakter yang penting bagi masa depan mereka,” tutup panitia kegiatan.(D3)