
BANGKALAN – Banjir rob kembali merendam sejumlah wilayah pesisir di Kecamatan Kota, Kabupaten Bangkalan. Tiga kelurahan dan satu desa dilaporkan terdampak luapan air laut yang telah berlangsung selama empat hari terakhir.
Wilayah yang terendam meliputi Kelurahan Pangeranan, Mlajah, Pajegen, serta Desa Martajesah. Banjir ini disebut sebagai yang tertinggi sepanjang tahun ini, menurut sejumlah warga.
“Banjir rob ini terjadi hampir setiap tahun, biasanya antara bulan Mei hingga Agustus. Tapi hari ini yang paling tinggi,” ujar seorang warga Kelurahan Mlajah, Jumat (30/5).
Lurah Pangeranan, Agus Deni, membenarkan bahwa banjir rob telah menggenangi sejumlah wilayah di kelurahannya sejak awal pekan. “Tiga RW terdampak, yakni RW 3, RW 5, dan RW 10. Ada ratusan rumah yang terendam,” ungkap Agus saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, pihak kelurahan rutin menggelar kerja bakti mingguan di setiap RT dan RW untuk membersihkan drainase. Namun, upaya tersebut belum mampu mengatasi banjir rob yang terus berulang setiap tahun.
“Permasalahan utamanya ada pada sungai yang dangkal. Sudah puluhan tahun tidak dikeruk. Kami sudah laporkan ke Pemprov Jatim sejak tahun lalu, tapi belum ada tindak lanjut,” keluhnya.
Selain Kelurahan Pangeranan, wilayah terdampak juga mencakup Kelurahan Mlajah, Pajegen, serta Desa Martajesah. Warga Perumahan Griya Utama, Desa Martajesah, Fatur, mengungkapkan air rob telah menggenangi rumah-rumah warga sejak Rabu (28/5).
“Hari ini sudah masuk hari keempat, air masih belum surut,” ujar Fatur.
Warga berharap pemerintah daerah dan provinsi segera turun tangan, terutama dalam melakukan normalisasi sungai yang dianggap sebagai salah satu solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir rob yang terus berulang setiap tahunnya.(H5)