
Bangkalan – Aula Diponegoro, Kantor Pemkab Bangkalan, menjadi saksi momentum penting kunjungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI pada Kamis (25/9). Kunjungan tersebut tidak hanya sekadar agenda formal pemeriksaan, melainkan juga ruang dialog mengenai strategi penanggulangan kemiskinan di daerah.
Dalam kesempatan itu, Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan kunci utama untuk menurunkan angka kemiskinan secara berkelanjutan. Menurutnya, pendekatan berbasis bantuan langsung bersifat sementara, sedangkan pemberdayaan mampu menciptakan kemandirian jangka panjang.
“Konsep kita jelas, yaitu bagaimana masyarakat bisa berdaya untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Kalau hanya sebatas bantuan langsung, dampaknya tidak maksimal. Pemberdayaan adalah jalan utama,” ujar Lukman di hadapan jajaran BPK, pimpinan OPD, serta unsur Forkopimda yang hadir.
Bupati memaparkan sejumlah program prioritas yang telah dijalankan Pemkab Bangkalan, antara lain penyediaan akses air bersih, pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu dan berprestasi, serta perbaikan rumah tidak layak huni. Selain mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pemerintah daerah juga menjalin kolaborasi dengan pihak swasta, pemerintah desa, dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
“Kolaborasi lintas sektor inilah yang menjadi penopang utama. Bahkan, tahun 2025 kita berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,41 persen. Capaian ini tentu belum sempurna, tetapi menjadi bukti bahwa intervensi khusus dan terarah mulai menunjukkan hasil,” jelas Lukman.
Ia menambahkan, dengan sinergi semua pihak—mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, hingga lembaga zakat—target percepatan penurunan kemiskinan di Bangkalan diharapkan bisa tercapai lebih cepat.
Sementara itu, pihak BPK menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari audit kinerja terhadap program pemberdayaan masyarakat di sejumlah daerah, termasuk Jawa Timur. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan dan program pemerintah tidak hanya tertulis indah di atas kertas, tetapi benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Bangkalan, yang selama ini dikenal sebagai salah satu daerah dengan tantangan pembangunan cukup kompleks, diharapkan dapat menjadi contoh keberhasilan model penanggulangan kemiskinan berbasis kolaborasi.
“Dengan semangat gotong royong, kami ingin menunjukkan bahwa penurunan angka kemiskinan bukan hanya wacana, melainkan gerakan bersama yang berkelanjutan,” tegas Lukman menutup keterangannya.