Suarabangkalan.com – Bersih dari aksi pungutan liar dan selalu mengedepankan musyawarah bersama jika ada masalah. Itulah kinerja yang dibuat H.Suli sebagai Kepala Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Belum genap dua tahun memimpin desanya, H.Suli dianggap berhasil membangun semangat gotong royong dan menghilangkan pelayanan ala birokrasi yang bertele-tele. Mulai pembuatan KTP, mengurus akte kelahiran, hingga surat pernikahan, warganya tidak pernah dipersulit.
“Kalau semangat gotong royong sudah bisa dan enggak ada lagi pamrih itu, ya pungli pelan-pelan bisa hilang. Sekarang, Alhamdulillah nggak ada itu pungli di desa yang saya pimpin ,” ujar H.Suli, Sabtu(25/01)
Dia mengatakan awal perjuangan memimpin desanya cukup berat. Menurutnya, menyatukan pola pikir agar bisa selaras adalah perjuangan yang butuh proses waktu. Secara bertahap, H.Suli terus menerus aktif berkomunikasi dengan warga.
Sambil aktif berkomunikasi dengan warganya, H.Suli juga langsung mengarahkan jajaran perangkat kerja bawahannya untuk bisa melayani sepenuh hati. Awalnya, cara ini juga sulit karena dirinya mesti memberikan contoh langsung kepada bawahannya. Sikap santun, ramah, dan tidak pamrih dilakukannya sebagai contoh langsung.
“Harus berkorban dengan waktu. Semuanya ada imbalan kepuasannya. Ya, sekarang kepuasan itu dilihat kalau jalan ke desa saya. Mereka bisa gotong royong kalau ada masalah, mengedepankan cara musyawarah.Yang bagusnya lagi, cara pungli sudah tidak ada, semuanya berjalan ikhlas untuk bantu,” ujarnya.
Disinggung terkait kasus BUMDes, H.Suli menyampaikan jika kasus BUMDes Tengket masih dalam tahap permintaan klarifikasi terkait dugaan adanya penyimpangan dana BUMDes.
“Saya sangat mengapresiasi kinerja unit tidpikor Polres Bangkalan yang sangat profesional, untuk perkembangan selanjutnya kita tunggu saja, kita harus menghormati proses hukum dan tetap menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah,” pungkas H.Suli.(hnf)