
SUARABANGKALAN.com – Di tengah remang cahaya api unggun yang menyala di halaman Yayasan Miftahul Khoir, Desa Angsanah, Kecamatan Galis, Bangkalan, Jumat malam (18/7/2025), berdiri sosok yang tak asing bagi siswa dan guru di lingkungan yayasan: Pak Makmun. Dengan suara tenang namun penuh keyakinan, ia menyambut para siswa baru dalam prosesi malam inagurasi yang menandai berakhirnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Selamat datang di rumah belajar kita,” ujar pria yang dikenal sebagai guru yang bersahaja itu. Kalimatnya sederhana, namun menyentuh banyak hati. Di mata para siswa, ia bukan sekadar pengajar, tetapi juga pengarah, penginspirasi, dan penguat semangat.
Malam itu bukan hanya seremoni penutupan MPLS, melainkan juga momentum yang menjadi awal baru bagi 76 siswa dan siswi yang resmi menjadi bagian dari keluarga besar Yayasan Miftahul Khoir. Dalam formasi delapan kelompok, para siswa baru menunjukkan kreativitas mereka lewat penampilan seni dan simbolisasi penyalaan api unggun—simbol kobaran semangat belajar yang dihidupkan bersama.
Pak Makmun, yang telah puluhan tahun mengabdi sebagai pendidik di pelosok Bangkalan, melihat momen ini sebagai panggilan jiwa. “Kami tidak hanya ingin membentuk siswa yang cerdas secara akademik, tapi juga punya karakter, empati, dan rasa cinta pada lingkungan belajar mereka,” tuturnya.
Dalam sambutannya, ia tidak lupa mengapresiasi seluruh panitia, guru, dan pihak yayasan yang telah mendampingi proses MPLS dari awal hingga malam penutupan. Baginya, pendidikan adalah kerja kolektif, bukan semata tugas ruang kelas.
“Yang kami bangun bukan hanya sekolah, tapi ruang tumbuh yang ramah bagi anak-anak. Dan malam ini, saya melihat benih-benih semangat itu tumbuh,” tambahnya.
Yayasan Miftahul Khoir, dengan segala keterbatasannya, terus berinovasi menghadirkan pendekatan pendidikan yang mengedepankan nilai kekeluargaan dan partisipasi aktif siswa. Malam inagurasi dengan api unggun dan semangat kebersamaan adalah satu dari sekian upaya kecil yang berdampak besar.
Dan di balik itu semua, ada guru-guru seperti Pak Makmun—sosok yang tak pernah lelah membakar semangat, menyalakan harapan, dan menunjukkan bahwa di balik pendidikan yang bermakna, selalu ada hati yang bekerja dengan penuh cinta.
reporter : Muhlisul