
Suarabangkalan.com – Masyarakat pesisir Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, kembali menggelar tradisi sakral tahunan Petik Laut. Ritual ini menjadi wujud syukur atas limpahan rezeki dari hasil laut sekaligus bentuk penghormatan terhadap alam.
Tradisi yang dilaksanakan setiap tahun baru Hijriah ini diawali dengan doa bersama, pembacaan tahlil, serta lantunan ayat suci Al-Qur’an. Sejumlah juragan kapal menyiapkan sesaji yang kemudian dilarungkan ke tengah laut menggunakan perahu kecil. Sebelumnya, sesaji tersebut telah didoakan agar membawa keberkahan dan keselamatan.
“Petik Laut adalah tradisi khas masyarakat pesisir Arosbaya, khususnya di Tengket. Ini merupakan ungkapan syukur kepada Allah SWT dan permohonan agar dijauhkan dari marabahaya,” ujar Kepala Desa Tengket, H. Suli, saat ditemui di lokasi acara, Selasa (1/7).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran Muspika Kecamatan Arosbaya dan menarik perhatian ratusan pengunjung yang ingin menyaksikan kearifan lokal masyarakat pesisir Madura.
Lebih dari sekadar ritual budaya, Petik Laut menyiratkan filosofi kehidupan masyarakat nelayan yang hidup berdampingan dengan alam. Tradisi ini mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, lingkungan, dan Sang Pencipta. Pelarungan sesaji dipandang sebagai simbol penghormatan terhadap roh laut dan para leluhur.
Kini, Petik Laut tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga bagian dari identitas kultural masyarakat setempat. Ia menjadi pengingat akan pentingnya hidup selaras dengan alam demi keberlangsungan rezeki dan keselamatan bersama.(HN)